RSS

Melupakan atau Mengikhlaskan ?


Salah satu sahabatku pernah berkata seperti ini..

"Daripada melupakan, lebih baik mengikhlaskan. Biarkanlah memori itu menjadi kenangan indah masa lalu kita."
Yaa,, kalimat itu sudah seringkali aku baca di  berbagai tulisan, bukan hanya dari sahabatku. Berdasarkan kutipan kalimat tersebut, ingin sekali aku membahasnya dari sisi kedokteran dan agama islam.
Sesuatu yang sangat ingin dilupakan pastinya memiliki makna yang sangat besar dalam hidup kita. Kalau dilihat dari segi kedokterannya, sesuatu yang sangat berharga akan direkam oleh memori di dalam otak kita dengan sangat kuatnya. Di sini terdapat peran hipokampus sebagai memory card semua ingatan kita. Dikarenakan sangat berharga dan membawa perasaan yang mendalam, bukan hanya hipokampus yang berperan di sini, terdapat pula amigdala yang memengaruhinya. Amigdala ini sangat berperan penting dalam menyimpan memori, terutama memori yang menyangkut emosi. Dengan kerja double dari amigdala dan hipokampus, maka memori yang berhubungan dengan emosi tersebut sangat sangat melekat di dalam otak kita.
Suatu memori, akan semakin melekat di dalam otak kita apabila kita terus menerus me-recallnya. Inilah proses penyimpanan memori jangka panjang. Layaknya ketika mau ujian, kita baru belajar mati-matian saat mau ujian saja, yaa bahasa gaholnya SKS --> "Sistem Kebut Semalam." Dapat dipastikan satu hari setelah ujian, semua pelajaran yang telah kita pelajari buat ujian tersebut sudah terlupakan, terutama pelajaran yang berhubungan dengan hapalan contohnya ngapalin farmakologi. Hal ini mengapa bisa terjadi? Ini dikarenakan kita hanya menggunakan memori jangka pendek/sesaat untuk menghadapi ujian, bukan memori jangka panjang. Memori jangka panjang akan dimiliki apabila seseorang terus menerus me-recall memori tersebut. Inilah proses belajar yang sesungguhnya. Bukan hanya dalam belajar pelajaran sekolah, tapi dalam kegiatan lainnya, proses belajar dengan re-call ini juga terjadi ketika kita belajar main sepeda. Dengan latihan berkali-kali, kita baru bisa mengendarai sepeda. Di sini otak berperan dalam menyimpan memori seluruh fungsi tubuh kita dalam bermain sepeda, baik kaki yang akan mendayung, tangan yang memegang stang, mata yang tetap fokus melihat, propioseptif dan vestibular agar tetap seimbang. Ini semua bisa terjadi akibat proses recall. Sama halnya dengan kita tidak akan pernah lupa nama orangtua, adek, dan alamat rumah kita. Karena dalam kehidupan sehari-hari kita terus menerus berhubungan dengan memori ini, sehingga terjadilah proses recall yang terus menerus. Memori jangka panjang (seperti nama) ini akan sulit sekali hilang walaupun orang tersebut amnesia akibat kecelakaan (jadi kalo yang disinetron ada cerita tentang kecelakaan sedikit langsung lupa nama sendiri, itu bohong besar yaaa.hehe). Memori jangka panjang ini baru akan hilang kalau memang orang itu mengalami gangguan fungsi kognitif seperti alzheimer.
Sudah cukup pembahasan dari segi kedokterannya, kalo dijelaskan lebih lanjut malah tambah puyeng. Yak, lanjut ke judul utama, "Melupakan atau mengikhlaskan?". Kalau kita ada sesuatu yang ingin banget kita lupakan, misalnya nilai ujian yang jelek atau dimarahin dosen atau yang lebih ngetrennya anak muda sekarang ni mantan pacar. Kita pengen banget melupakan hal-hal yang tak menyenangkan tersebut. Kalau mau jujur dengan diri sendiri, setiap kita berusaha melupakan sesuatu, eh malah yang ada semakin ingat bukan? Ayoo ngakuuuu!! Hahaha.. Nah, kalau kita sambungin sama teori kedokterannya tadi bahwa sesuatu yang berhubungan dengan perasaan itu direkam sama otaknya double oleh hipokampus dan amigdala. Terus, sesuatu yang terus menerus di recall ini akan semakin disimpan kuat oleh otak. Ibarat lem nih, percampuran antara lem alteco dan lem korea yang sama-sama kuat. Jadi memori yang ingin banget kita lupakan, malah jadi semakin kita ingat. Dan hasilnya kita Ga to the LAU lagi deh, hehe :P
Wah kalo gitu salah dong yaa, kalo misalnya kita ada sesuatu yang ingin banget kita lupakan terus kita berusaha melupakannya? yaa, bisa dibilang sih gitu. Pernah denger juga kalimat begini, "Memaafkan bukan berarti melupakan." Ini kalimat bener banget, kita kan punya otak yang mengatur semua memori. Kalau dikaitkan dengan sebelumnya2, pasti memori yang bikin kesal ini kuat banget kan rekaman memorinya? Jadi memaafkan bukan berarti melupakan. Tetapi memaafkan ditambah mengikhlaskan akan lebih baik bagi kita untuk berusah tidak mengingat (a.k.a melupakan). kok jadi ribet yaa? haha... Oke, diperjelas deh. Maksudnya kita bukan berusaha melupakan, tetapi kita berusaha untuk memaafkan dan mengikhlaskannya.  Langsung kasih contoh deh ke kejadian anak muda zaman sekarang: putus pacar. Orang yang putus, biasanya pengen banget ngelupain semua hal yang menyangkut mantannya. Semakin dilupakan, eh malah semakin ingat dan semakin galau. Nah, dalam kasus ini ada baiknya kalo kita memaafkan semua kesalahan mantan tersebut dan mengikhlaskannya. Dengan ikhlas memaafkan kita tidak akan lagi berusaha mengingat hal-hal yang terjadi. Dengan perasaan ikhlas memaafkan tersebut, hati akan berusaha untuk menerima apa adanya, bukan berusaha untuk melupakan. Seperti dalam surat, Asy-Syura:40 
 "…dan balasan kejelekan itu adalah kejelekan pula, namun siapa yang memaafkan dan memperbaiki (hubungannya), maka pahala baginya di sisi Allah. Sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang dhalim. “(QS Asy Syura :40)" 
dan surat An-Nur:22
"…..dan hendaklah mereka mema’afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ” (QS. An Nuur [24] ; 22)"
Dan tentunya kita didunia ini selalu akan diuji oleh Allah, seperti sabda-Nya dalam surat Al-Ankabut ayat 2, " Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?"

Jadi, terimalah apapun yang telah terjadi pada diri kita. Ikhlas dan bertawakalah, bukan berusaha melupakannya atau lari dari masalah. Hadapilah segalah sesuatu yang terjadi pada kita dengan rasa ikhlas dan sabar, karena Allah tidak akan membebankan hamba-Nya melainkan sesuai dengan kesanggupan hamba-Nya (Surat Al-Baqarah ayat 286). 

Semangaaaaat dan Cheer Up  :)





  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Posting Komentar